WAKATOBI – Berbeda dengan cerita rakyat di Sumatra Barat tentang Malin Kundang yang dikutuk oleh Ibunya menjadi batu, di pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara terdapat Situs yang dipercaya sebagai bekas Kapal Karam yang menjadi batu.
Masyarakat Mandati menyebutnya Watu Kapala, artinya sebagai Batu menyerupai Kapal. Orang Liya menyebutnya Watu Kapal Tosore yang berarti Kapal Karam menjadi Batu. Tidak ada kisah tertulis mengenai sejarah Watu Kapala, cerita datang dari pendahulu.
Sepintas tempat ini hanya seperti bukit memanjang yang ditumbuhi rumput ilalang, namun jika diperhatikan bagian belakang bukit ini memang seperti buritan kapal, tampak depan hanya seperti bukit dengan tmupukan batu-batu karang.
Panjang bukit tak berbeda dari ukuran kapal biasa, bagian haluan dan buritan berada di Wilayah adat Mandati. Bagian yang disebut Danda atau Tali Sauh kapal dari lambung arah Buritan Kanan berada di wilayah adat Liya.
Danda adalah barisan batu-batu tipis yang muncul dipermukaan tanah, memanjang bak tali ke tenggara, warnanya kemerahan hingga coklat.
Dengan letaknya yang berada di atas bukit membuat Watu Kapala menyimpan berbagai keindahan khususnya keindahan panorama pulau wangi-wangi. Hamparan rumput yang hijau juga menambah keasrian tempat ini. Tak heran bukit ini ramai dikunjungi warga lokal untuk berfoto dan bersantai menghabiskan waktu menunggu senja di atas bukit.
Untuk mencapai ke lokasi, kita hanya membutuhkan waktu 10 menit dari desa liya atau desa mandate yang berjarak kurang lebih 4 kilo meter.
Di tempat ini kita bisa melihat Fosil Terumbu Karang, hingga kima raksasa yang masih terlihat utuh. Mengunjungi tempat ini bak melihat terumbu karang tanpa menyelam.
Seorang penulis asal Wakatobi bernama Salih Hanan pernah menulis keterkaitan Watu Kapala dengan pencarian mengenai daratan Atlantis yang hilang. Pencarian berdasarkan fiksi Ilmiah Atlantis, Negeri dengan peradaban tinggi yang tenggelam menjadi dasar laut hanya dalam satu malam.
Proses endogen, pergerakan lempeng bumi membuat dasar laut naik disusul proses eksogen. Angin, ombak, arus, menyusun koloni terumbu karang yang muncul di tepi batu. Proses ini mengangkat komposisi itu menjadi pulau-pulau.
Drama geologis ini dapat dilihat pada situs Watu Kapala Tosore. Bukit batu yang dipercaya sebagai fosil kapal karam. Berada di tengah ribuan fosil karang di padang rumput dataran rendah antara perbukitan Wungka dan Liya, Pulau Wangi-Wangi.
Penulis; Samidin