DISPARSULTRA.ID,BUTON- Gunung Siontapina dianggap menjadi lokasi yang sangat sakral bagi warga di Kecamatan Lasalimu, Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Gunung ini menjadi lokasi masyarakat melaksanakan upacara Tatura dengan memberikan sesajen pada hutan.
Hal itu dipercaya akan menjaga hutan sehingga mampu memberikan manfaat kepada kehidupan manusia.
Upacara Tatura dilaksanakan selama tiga hari. Warga yang mendaki di Gunung Siontapina akan menginap selama empat hari.
Hari pertama masyarakat mengadakan ritual samburea atau membersihkan kawasan puncak. Kemudian hari kedua ritual sangka menyaksikan anak-anak perempuan menari di atas batu.
Hari ketiga ritual matano atau upacara adat pemutaran payung kesultanan Buton.
Kegiatan ini digelar saat musim kemarau, biasanya pada Oktober.
Menurut salah satu tetua adat La Denggele ritual ini telah dilaksanakan selama ratusan tahun. Hanya saja tidak ada yang mengetahui waktu pasti awal mula pelaksanaanya.
Katanya, sejak nenek moyangnya masih bermukim di tempat itu, ritual tersebut sudah dilaksanakan.
Ia menjelaskan sebelum mendaki, para tetua biasanya akan berkumpul guna meminta izin.
Konon katanya puncak Gunung Siontapina seratus tahun yang lalu memang menjadi pemukiman warga.
Dimulai dari pelarian Oputa Yi Koo, La Karambau alias Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi dari buruan kolonial Belanda.
Dia yang kala itu adalah Sultan ke-20 buron di Keraton Kesultanan Buton karena menentang dikte penjajah .
Di puncak Siontapina, La Karambau menghimpun kekuatan. Ia bersama beberapa prajuritnya kemudian mengusir koloniaKatanya, ejak moyangnya masih bermukim di tempat itu, ritual tersebut sudah dilaksanakan.
Belanda yang tengah memperdaya Kesultanan Buton saat itu. Dia kemudian menjadi Sultan kembali dan diangkat menjadi Sultan ke-23.
Untuk memperingati perjuangan Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, warga setempat merasa wajib menjaga tradisi itu.
Selain warga dari desa-desa itu, ada pula warga Kota Baubau, Buton Utara, dan Buton Selatan yang datang memperingati tradisi itu.
Kontributor: Ilham Surahmin
Editor : Ridwan